Tampilkan postingan dengan label ESQ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ESQ. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Februari 2012

Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami

Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami





Banyaknya perceraian terjadi karena istri/suami tidak menyadari posisi masing2. Begitu pula kadang istri kurang menghormati ibu mertuanya sehingga bisa konflik bukan hanya dengan suami, tapi juga dengan ibu mertuanya.

 

Padahal Islam sudah mengatur posisi masing-masing. Ibarat tentara, Ada Jendral, ada Kapten, dan ada Kopral. Kopral harus menghormati Kapten dan Kapten harus menghormati Jenderal. Sehingga ada keteraturan.

 

Sebaliknya kalau semua merasa jendera, maka yang ada kekacauan.

 

Meski demikian Islam juga mengajarkan agar pemimpin tidak sewenang-wenang dan menyayangi orang yang dipimpinnya. Seorang suami misalnya punya kewajiban menafkahi secara lahir dan batin pada keluarganya.

Dalam Islam ketaatan ditujukan kepada Allah, kemudian kepada RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

 

Setelah itu, seorang pria wajib berbakti kepada ibunya. Setelah itu kepada ayahnya.

 

Sebaliknya seorang istri wajib berbakti kepada suaminya. Tidak pantas seorang istri mengatur-ngatur suami bahkan membuat suaminya takut kepada istri.

Berikut hadits-hadits tentang itu.

 

Seorang pria harus berbakti pada ibunya:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab:

Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian

ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)

 

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:

Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)

 

Ada pun seorang istri harus berbakti pada suaminya.

Sebab pada ijab-qabul, maka ayah mempelai wanita sebagai wali telah menyerahkan anaknya kepada sang suami.

 

Seorang istri harus berbakti pada suaminya:

 

Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

 

Allah Swt kelak tidak akan memandang (memperhatikan) seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya meskipun selamanya dia membutuhkan suaminya. (HR. Al Hakim)

 

Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak

disukai suaminya. (HR. Ath-Thabrani)

 

Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq’alaih)

 

Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya. (HR. Ahmad)

 

Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya. (HR. Ahmad)

 

Tak jarang seorang istri menganggap hina suaminya karena dia lebih kaya daripada suaminya. Penghasilannya lebih besar daripada suaminya. Padahal itu tidak baik.

 

Siti Khadijah meski beliau lebih kaya daripada suaminya, namun tetap menghormati dan menyayangi suaminya.

 

Meski seorang suami berkewajiban memberi nafkah bagi istrinya, namun di zaman sekarang ini banyak suami yang menganggur. Mereka tak dapat pekerjaan. Meski seorang istri berhak minta cerai, namun ada istri yang tetap sabar. Meski suaminya menganggur bertahun-tahun, namun dia tetap sabar. Sebagai gantinya justru dia yang bekerja menghidupi keluarganya.

 

Meski ada pertengkaran, namun secara keseluruhan istrinya tetap sabar dan terus memotivasi suaminya sehingga suaminya tetap semangat dan tidak putus asa. Akhirnya suaminya pun dapat bekerja dengan gaji yang tidak kalah besar dengan istrinya sehingga bisa menafkahi keluarganya. Itu jauh lebih baik ketimbang bercerai.

 

http://media-islam.or.id/2011/05/25/lelaki-berbakti-kepada-orang-tua-dan-istri-berbakti-kepada-suami/



Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami

Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami


 

 

http://www.stisitelkom.ac.id

http://hilfan.blog.stisitelkom.ac.id

Keistimewaan WANITA didalam Islam

Keistimewaan WANITA didalam Islam


"Wanita perlu taat kepada suami, Tapi tahukah, bahwa lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada Bapaknya....

Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada Lelaki. Tapi tahukah bahwa harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada Suaminya, sementara apabila Lelaki menerima warisan, Ia WAJIB juga menggunakan hartanya untuk istri dan anak-anaknya.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, Tapi tahukah bahwa setiap saat dia dido'akan oleh segala umat, malaikat dan seluruh mahluk ALLAH di muka bumi ini. Dan tahukah, jika Ia mati karena melahirkan adalah SYAHID danSURGA akan menantinya......

Di Akherat kelak, seorang Lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 Wanita, yaitu:

1. Isterinya

2. Ibunya

3. Anak Perempuannya dan

4. Saudara Perempuannya.

Artinya : Bagi seorang Wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 Lelaki, yaitu :

1. Suaminya

2. Ayahnya

3. Anak Lelakinya dan

4. Saudara Lelakinya.

Seorang Wanita boleh memasuki pintu SURGA melalui pintu SURGA yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 3 syarat saja, yaitu :

1. Sholat 5 waktu

2. Puasa di bulan Ramadhan,

3. Taat kepada Suaminya, dan seorang Lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi Wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada Allah SWT, maka ia akan turut menerima pahalaorang pergi berjihad fisabilillah Tanpa perlu Mengangkat Senjata.

Dikirim khusus untuk Wanita Cantik .....

* Bersabar saat tertekan

* Tersenyum disaat hati menangis

* Diam saat terhina

* Mempesona karena memaafkan

* Mengasihi tanpa pamrih

* Bertambah kuat di dalam doa dan pengharapan......

 

copyright from Yuni Damayanti

Keistimewaan WANITA didalam Islam

Menghormati Jenazah Orang Mati

Menghormati Jenazah Orang Mati


Saat Qaddafi meninggal, jasadnya seperti dipermalukan oleh para pemberontak NTC. Dengan tubuh nyaris telanjang, mayat Qaddafi ditaruh di lemari pendingin dan dipertontonkan di pasar selama 5 hari hingga membusuk. Orang-orang termasuk anak-anak kecil antri untuk melihat mayatnya dengan memakai masker agar tak mencium bau busuk. Hingga presiden Rusia, Vladimir Putin pun muak menyaksikan kelakuan yang biadab seperti itu. Adakah ajaran Islam seperti itu?

 

Anehnya beberapa aktivis Islam tidak mengecam hal yang tidak sesuai ajaran Islam tersebut. Bahkan menjustifikasinya seolah-olah itu adalah hinaan Allah untuk Qaddafi. Sikap seperti ini mencoreng nama Islam. Orang-orang kafir jadi enggan masuk Islam karena mengira Islam adalah ajaran yang biadab seperti itu.

 

Di sini saya coba muat ajaran Islam tentang bagaimana Islam memuliakan mayat manusia terlepas orang itu baik atau jahad, Muslim atau kafir. Ini karena Manusia adalah makhluk Allah yang mulia.

 

Tidak pantas jasad manusia dipermain-mainkan misalnya jadi bahan tontonan atau dijadikan makanan burung hanya karena yang meninggal itu orang jahat atau kafir. Ini karena manusia adalah makhluk yang mulia.

Lihat bagaimana saat ada jenazah lewat, Nabi segera berdiri untuk menghormatinya. Saat ada sahabat yang bilang itu orang Yahudi atau orang kafir, Nabi menjawab: "Bukankah dia manusia?"

 

Jabir bin Abdullah r.a. berkata, "Suatu jenazah melewati kami, lalu Nabi berdiri karenanya, dan kami pun berdiri. Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah jenazah orang Yahudi.' Beliau bersabda, 'Jika kamu melihat jenazah, maka berdirilah!' [HR Bukhari]

 

Abdur Rahman bin Abu Laila berkata, "Ketika Sahal bin Hunaif dan Qais bin Sa'ad sedang duduk-duduk di Qadisiyah, tiba-tiba lewat di hadapan mereka suatu jenazah. Lalu keduanya berdiri. Setelah itu dikatakan orang kepada mereka bahwa jenazah itu adalah jenazah dzimmi (bukan orang Islam). Mereka menjawab, 'Sesungguhnya (dalam satu riwayat: Abdur Rahman berkata, 'Aku bersama Qais dan Sahl r.a., lalu keduanya berkata, 'Kami bersama Nabi) pernah pula lewat sebuah jenazah di hadapan Nabi, lantas beliau berdiri. Sesudah itu di katakan orang kepada beliau bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi. Maka, beliau bersabda, 'Bukankah ia manusia juga?'"

Ibnu Abi Laila berkata, "Abu Mas'ud dan Qais berdiri untuk menghormati jenazah."[HR Bukhari]

 

Hadis riwayat Amir bin Rabiah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah menghormatinya sampai iringan jenazah itu lewat meninggalkan kalian atau sampai diletakkan dalam kubur. (Shahih Muslim No.1590)

 

Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mengiringi jenazah, maka janganlah kalian duduk sebelum jenazah itu diletakkan. (Shahih Muslim No.1591)

 

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:

Ada iringan jenazah lewat, lalu Rasulullah saw. berdiri menghormatinya dan kami ikut berdiri bersama beliau. Kemudian kami berkata: Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah jenazah Yahudi. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kematian itu menggetarkan, maka jika kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah. (Shahih Muslim No.1593)

 

Hadis riwayat Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra.:

Dari Ibnu Abu Laila bahwa ketika Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra. sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat (yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi, Rasulullah saw. bersabda: Bukankah ia juga manusia?. (Shahih Muslim No.1596)

 

Saat seseorang itu meninggal, entah itu orang baik atau jahat, harus segera dikuburkan. Jika dia meninggal di pagi hari, hendaknya sore hari sudah dikuburkan. Paling lambat besok pagi:

Percepatlah menghantar jenazah ke kuburnya. Bila dia seorang yang shaleh maka kebaikanlah yang kamu hantarkan kepadanya dan bila kebalikannya, maka sesuatu keburukan yang kamu tanggalkan dari beban lehermu. (HR. Bukhari)

 

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Percepatlah pengurusan jenazah! Karena, jika jenazah itu baik, maka sudah sepantasnya kalian mempercepatnya menuju kebaikan. Dan kalau tidak demikian (tidak baik), maka adalah keburukan yang kalian letakkan dari leher-leher kalian (melepaskan dari tanggungan kalian). (Shahih Muslim No.1568)

 

Saat seseorang meninggal, apalagi jika dia mengaku Muslim, hendaknya yang diingat dan disebut-sebut adalah kebaikannya:

 

Janganlah mengingat-ingat orang-orangmu yang telah wafat, kecuali dengan menyebut-nyebut kebaikan mereka. (An-Nasaa'i)

 

Jangan suka mencaci-maki orang yang sudah meninggal karena itu menunjukkan buruknya akhlak:

 

Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah kamu mencaci maki orang-orang yang telah meninggal dunia. Karena, sesungguhnya mereka telah sampai pada apa yang mereka dahulukan (amalkan, baik atau buruk)." [HR Bukhari]

 

Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." Riwayat Bukhari.

 

Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-Mughirah Radliyallaahu 'anhu dengan tambahan: "Karena dengan begitu kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup."

 

Sebetulnya ajaran Islam itu mulia. Mengajarkan pengikutnya untuk berakhlak mulia. Sayang jarang ada yang mengamalkannya sehingga ada yang senang mengumpat, tajassus/mencari2 aib orang, ghibah, dan sebagainya:

 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al Hujuraat 11]

 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]

 

Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim)

 

Putin Kecam Tayangan Jelang Kematian Qaddafi

Kamis, 27 Oktober 2011 09:57 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Rabu, mengecam cara media dunia meliput kematian pemimpin Libya yang digulingkan Muammar Qaddafi. "Hampir seluruh keluarga Qaddafi dibunuh. Mayatnya ditunjukkan pada semua saluran TV dunia. Itu tak mungkin untuk melihatnya tanpa muak," kata Putin pada pertemuan dewan koordinasi Front Seluruh Masyarakat Rusia.

 

Baca selengkapnya di:

http://media-islam.or.id/2011/10/27/menghormati-jenazah-orang-mati/

Menghormati Jenazah Orang Mati

Khawatir akan jodoh Mintalah didoakan oleh ibu

Khawatir akan jodoh? Mintalah didoakan oleh ibu...





Ada seorang teman bertanya bahwa semua ibadah sudah dilakukan, sholat fardhu sudah tepat waktu, puasa senin kamis, shodaqoh, sholat tahajud sampai menangis sepanjang malam tapi kenapa belum juga datang jodoh saya mas? Sahabatku, bila anda sudah merasa banyak ibadah dikerjakan, juga amalan baik sudah ditunaikan namun ada satu hal yang seringkali kita menganggapnya hal yang sepele tetapi itu justru ada kunci utama dari setiap apapun permohonan kita kepada Allah termasuk jodoh. Yaitu doa Ibu, orang yang paling dekat dengan kita. Sudahkah kita menghormati ibu? Rasulullah bersabda, "Tidak termasuk berbakti kepada orang tua, orang yang membelalakkan matanya karena marah (HR. Thabrani). Memandang ibu dengan mata membelalakkan Rasulullah menyebutnya sebagai sikap durhaka pada ibu. Pandanglah ibu dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut, terlebih beliau sudah tua, hatinya menjadi sangat peka dan senitif, ada baiknya bila kita menyakiti hati beliau, lekaslah meminta maaf.

Mintalah restu dari ibu

 

Sahabatku, bila ingin Allah menyegerakan jodoh anda, berhati-hatilah bila bertutur kata dengan ibu karena ridha Allah begitu mudah terwujud dari panjatan doa seorang ibu yang memohon kepada Allah agar menyegerakan jodoh untuk anaknya. Bila anda ingin disegerakan jodoh anda maka segeralah memohon maaf kepada Ibu, bisa jadi ada luka hati ibu yang membekas, belum termaafkan sakit hatinya pada anda. Bila sudah meminta maaf, mintalah doa restu pada ibu agar berkenan berdoa memohon kepada Allah untuk menyegerakan jodoh anda untuk mewujudkan impian anda keluarga sakinah mawaddah warahmah.

 

Doa ibu memiliki pengaruh yang besar

posted by :agussyafii

 

Read more: http://agussyafii.blogspot.com/2011/11/doa-ibu-kunci-bertemu-jodoh.html#ixzz1eYcy6bZU



Khawatir akan jodoh Mintalah didoakan oleh ibu

Haram Mengkafirkan Sesama Muslim

Haram Mengkafirkan Sesama Muslim


Untuk Menentukan Apakah Seseorang itu Muslim atau Kafir ini daftar periksanya:

Iman:

1. Apakah dia beriman kepada Allah?

2. Apakah dia beriman kepada Malaikat Allah?

3. Apakah dia beriman kepada Kitab Allah?

4. Apakah dia beriman kepada Rasul Allah?

5. Apakah dia beriman kepada Hari Akhir?

6. Apakah dia beriman kepada Qadla dan Qadar?

 

Islam:

1. Apakah dia mengucapkan 2 kalimat Syahadah?

2. Apakah dia sholat wajib 5 waktu?

3. Apakah dia membayar zakat jika mencapai nishab dan haul?

4. Apakah dia berpuasa di bulan Ramadhan?

5. Apakah dia berhaji jika mampu?

 

Jika dia melakukan itu semua, haram bagi kita untuk mengkafirkannya. Jika ternyata dia tidak kafir, kitalah yang kafir. Jadi resikonya berat. Tidak main-main.

 

Dari Abu Zar r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memanggil orang lain dengan sebutan kekafiran atau berkata bahwa orang itu musuh Allah, padahal yang dikatakan sedemikian itu sebenarnya tidak, melainkan kekafiran itu kembalilah pada dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)

 

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila ada seseorang berkata kepada saudaranya -sesama Muslimnya-: "Hai orang kafir," maka salah seorang dari keduanya -yakni yang berkata atau dikatakan- kembali dengan membawa kekafiran itu. Jikalau yang dikatakan itu benar-benar sebagaimana yang orang itu mengucapkan, maka dalam orang itulah adanya kekafiran, tetapi jikalau tidak, maka kekafiran itu kembali kepada orang yang mengucapkannya sendiri." (Muttafaq 'alaih)

 

Wa'alaikum salam wr wb

Haram Mengkafirkan Sesama Muslim

Haram Mengkafirkan Sesama Muslim

Berjuanglah Karena Allah

Berjuanglah Karena Allah!


By: Muhamad Agus Syafii

 

Sahabatku, berjuanglah karena Allah! Ditengah samudra kehidupan yang ganas, penuh badai dan gelombang yang harus kita hadapi, maka hadapilah hidup ini karena mengharap keridhaan Allah. Jangan menyerah dan jangan putus asa.  Jika seseorang merasa bahwa dirinya mendapat tekanan hingga batas ketidaksanggupan untuk dipikulnya maka semua yang ada dihadapannya menjadi hampa, ia merasa yang dilakukan tidak membawa perubahan apapun sehingga ia berputus asa. Putus asa merupakan sifat buruk pada diri kita jika ditimpa musibah menjadi kehilangan gairah untuk hidup, kehilangan gairah untuk bekerja & beraktifitas sehari-hari, timbul perasaan sedih, merasa bersalah, lambat berpikir, menurunnya daya tahan tubuh, mudah jatuh sakit karena yang ada hanyalah pandangan kosong seolah terhimpit oleh beban yang sangat berat berada dipundaknya sehingga putus asa meracuni kehidupan kita. 'Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa dan putus harapan.' QS. Fushilat : 49).

 

Lantas bagaimana cara bisa mengatasi tekanan eksternal kehidupan & menguatkan ketahanan diri? Depresi maupun tekanan eksternal dalam kehidupan sehari-hari bisa memberikan dampak positif bagi anda maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, Berhentilah untuk mengeluh, lakukanlah apa yang anda bisa lakukan. Kedua, Bersyukurlah dengan kehidupan anda yang sekarang. Ketiga, Memohonlah pertolongan Allah dengan sholat dan sabar maka hal itu memberikan kekuatan ketahanan diri anda sehingga seberat apapun tekanan eksternal, kegagalan dalam usaha, bisnis, karier dan perjuangan hidup, tidak akan membuat anda putus asa dalam mengarungi kehidupan. Ketaqwaan anda kepada Allah yang menjadikan anda kuat dalam menghadapi tekanan kehidupan sebesar apapun sehingga bisa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. 'Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya.' (QS. Ath-Thalaq : 4).

Berjuanglah Karena Allah

Simbol Dua Jari untuk Swear Sumpah

Simbol Dua Jari untuk "Swear" Sumpah


Mungkin sebagian besar dari kita [umat muslim] kalau berjanji pada seseorang seringkali berkata: “swear” sambil mengacungkan dua jari, jari telunjuk dan jari tengah.

 



 

 

Tapi tahukan Anda makna di balik simbol itu?

Simbol tangan itu dilakukan oleh orang orang Barat [nonmuslim] sebagai janji dengan mengatasnamakan “Tuhan Bapa dan Tuhan Anak” atau “in the name of the father and the son.” Jadi … Kalau Anda seorang muslim seharusnya kalau berjanji tidak perlu melakukan gerakan tangan seperti itu.

Ini sekedar informasi, sama sekali tidak ada maksud SARA.

Simbol Dua Jari untuk Swear Sumpah

Senin, 12 Desember 2011

Gerhana Matahari Dan Bulan

Gerhana Matahari Dan Bulan Dalam Tinjauan Syariat
Serta Hukum Dan Cara Shalat Gerhana

[caption id="" align="alignright" width="220" caption="Gerhana Bulan & Matahri"]Gerhana Bulan & Matahri[/caption]

Pada Sabtu petang kemarin (10 Desember 2011)
terjadi gerhana bulan total (Di Saudi sekitar pukul
17.00, sedangkan di Indonesia antara pukul 18.00
hingga 24.00)

Secara ilmiah proses kejadian alam ini dapat dipelajari dan diketahui. Lalu bagaimana perspektif syariah memandangnya?

Berikut sedikit uraian tentang gerhana matahari atau bulan dalam tinjauan syariat Islam.
Semoga bermanfaat.

Istilah

Secara istilah, gerhana matahari dan bulan disebut dengan istilah kusuf atau khusuf. Kedua kata tersebut merupakan sinonim yang berarti perubahan pada keduanya dan berkurangnya cahaya padanya. Secara sederhana kita mengartikannya dengan istilah: Gerhana.

Ada pula yang mengatakan bahwa istilah kusuf untuk matahari sehingga disebut 'kusuf asy-syams' (gerhana matahari) sedangkan khusuf untuk bulan, sehingga dikatakan 'khusuf al-qamar' (gerhana bulan).

Hikmah Dibalik Peristiwa Gerhana

Banyak cerita khurafat dan tahayyul beredar di masyarakat seputar terjadinya gerhana. Namun syariat telah menyatakan dengan tegas nilai-nilai yang terkandung di balik terjadinya peristiwa tersebut. Di antaranya adalah:

  1. Menunjukkan salah satu keagungan dan kekuasaan Allah Ta'ala yang Maha mengatur alam ini.

  2. Untuk menimbulkan rasa gentar di hati setiap hamba atas kebesaran Allah Ta'ala dan azab-Nya bagi siapa yang tidak taat kepada-Nya.


Rasulullah saw bersabda,  "Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian menyaksikannya, maka hendaklah kalian shalat." (HR. Bukhari)

Dalam redaksi yang lain, Bukhari juga meriwayatkan, "Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya  tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya.. Akan tetapi Allah hendak membuat gentar parahamba-Nya." (HR. Bukhari)

Disamping hal ini juga mengingatkan seseorang dengan kejadian hari kiamat yang salah satu bentuknya adalah terjadinya gerhana dan menyatunya matahari dengan bulan, seperti Allah nyatakan dalam surat Al-Qiyamah: 8-9. "Dan apabila bulan telah hilang cahayanya. Dan Matahari dan bulan dikumpulkan." (QS. Al-Qiyamah: 8-9)

Shalat Gerhana

Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan shalat apabila mereka menyaksikan peristiwa gerhana, baik matahari maupun bulan, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits diatas, juga sebagaimana riwayat adanya perbuatan Rasulullah saw tentang hal tsb.

Para ulama menyimpulkan bahwa hukum shalat gerhana adalah sunah. Imam Nawawi rahimahullah  menyatakan bahwa sunahnya shalat gerhana merupakan ijma ulama (Lihat: Syarah Muslim, 6/451). Ibnu Qudamah dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa shalat gerhana merupakan sunnah mu'akkadah/sunah yang sangat ditekankan (Al-Mughni,
3/330, Fathul Bari, 2/527). Sebagian ulama bahkan menyatakan kewajiban shalat gerhana, karena Rasulullah SAW melaksanakannya dan memerintahkannya. Ibnu Qayim menyatakan bahwa pendapat ini (wajibnya shalat gerhana) merupakan pendapat yang kuat. (Kitab Ash-Shalah, Ibnu Qayim, hal. 15).

Di sisi lain, karena jarang kaum muslimin yang mengenal dan melaksanakan shalat gerhana, maka dengan melakukannya maka dia akan mendapatkan keutamaan orang yang menghidupan sunah.
Adab Shalat Gerhana

  1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana bulan dan matahari. Baik karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

  2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi saw dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah saw diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka. Bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai shalat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (Muttafa alaih)

  3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah" . Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah saw memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i) Tidak ada azan dan iqamah bagi shalat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.

  4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal tersebut dilakukan Rasulullah saw dalam shalat gerhana (Muttafaq alaih).

  5. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah saw selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat. Akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323)

  6. Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari).

  7. Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.

  8. Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi saw bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat. Akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana. Wallahua'lam.

  9. Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, memedekakan budak, shalat serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.


Tata Cara Shalat Gerhana

Pelaksanaan shalat gerhana agak berbeda dari shalat pada umumnya. Banyak yang tidak mengetahuinya karena jarang dilaksanakan dan tidak memiliki waktu yang tetap.

  • Shalat diawali seperti biasa dengan bertakbiratul ihram,

  • lalu membaca doa istiftah,

  • kemudian membaca ta'awwuz (a'uzubillahiminsyaitanirrajim),

  • lalu membaca basmalah, kemudian membaca surat Al-Fatihah.

  • Setelah itu, membaca surat yang panjang dengan mengeraskan suara.

  • Selesai membaca surat, melakukan ruku dengan panjang dan mengulang-ulang bacaan ruku.

  • Selesai ruku bangkit dengan membaca  Sami'allahu liman hamidah,

  • kemudian membaca 'Rabbanaa walakal hamdu.

  • Setelah itu tidak sujud seperti shalat lainnya, melainkan takbir, berdiri

  • membaca surat Al-Fatihah lagi,

  • lalu membaca surat lagi yang berbeda dari sebelumnya.

  • Kemudian ruku kembali dengan lama.

  • Selesai ruku, bangkit kembali dengan membaca Sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu.

  • Selesai I'tidal, bertakbir untuk sujud.

  • Lalu sujud dengan lama selama rukunya.

  • Lalu dia bertakbir bangun dari sujud dan

  • duduk di antara dua sujud dengan lama selama dia melakukan sujud,

  • kemudian bertakbir lagi untuk sujud dengan lama.

  • Setelah itu bertakbir untuk bangkit dari sujud dan

  • berdiri untuk rakaat kedua dan melakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama (dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku serta dua kali sujud).

  • Setelah itu melakukan tasyahhud dan bersalawat kepada Nabi saw.

  • Kemudian menyudahi shalat dengan salam.


Kesimpulannya, shalat gerhana dalam satu rakaat, ada dua kali berdiri, dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku dan dua kali sujud.

Cara ini dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiallahuanha ketika menjelaskan cara shalat gerhana yang dilakukan Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih). Dan cara inilah yang paling kuat dari perbedaan pendapat para ulama tentang hal tsb. Wallahua'lam.

Waktu Shalat Gerhana

Waktu shalat gerhana berlaku ketika proses gerhana mulai terjadi hingga gerhana selesai. Jika ketika shalat gerhananya selesai, maka lanjutkan shalat dengan mempercepat shalatnya. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, tidak perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang banyak. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan melakukan qada atasnya.

Wallahu ta'ala A'lam bishshawab...

Gerhana Matahari Dan Bulan

http://www.stisitelkom.ac.id

Jumat, 04 November 2011

Arti Syukur

Menarik untuk menyikapi istilah syukur dalam arti kata syukur. Syukur hendaklah bukan sebatas ucapan, tapi lebih dituntut kepada perbuatan dan tindakan wujud nyata yaitu dengan menjalani kehidupan sebagaimana fitrahnya kita sebagai manusia. Itulah yang disebut di dalam Quran bahwa apabila kita bersyukur, niscaya Tuhan akan menambah kenikmatannya.

Syukur pada tingkatan tasauf/sufistik adalah salah satu tahapan untuk mencapai “ridho” (kasta tertinggi seorang sufi). Sedangkan syukur pada tingkatan dasar adalah “rasa”. “Rasa” syukur ditingkat “rasa” memberi arti bahwa tidak akan ada kehidupan, atau kita tidak bisa menghirup udara yang digambarkan sebagai oksigen pada email sebelumnya, jika “rasa” itu tidak ada. Bayi menangis ketika dicubit, artinya dia bisa me-“rasa”-kan dan “rasa” itu diungkapkannya dengan menangis.

Syukur dengan bahasa “rasa” jelas lebih nyata daripada sekedar ucapan syukur. Tanpa mengucapkan “rasa” syukurpun kalau mimiknya sudah mengisyaratkan bersyukur sebenarnya sudah cukup. Mengapa….? Karena ” hakekat Syukur “ itu milik Tuhan…!.

Dalam konteks hubungan sosial misalnya, implentasi “rasa” syukur jelas tersurat dalam sebuah hadis bahwa ”Barang siapa yang tidak bersyukur terhadap sesama Manusia, maka dia sesungguhnya tidak bersyukur kepada Tuhan “. Ini berarti bersyukur terhadap sesama manusia dengan cara saling memberi dengan penuh rasa tulus jelas merupakan tanda bukti bersyukur kepada Tuhan.

Dalam konteks dengan alam pun memelihara adalah kata lain untuk men-syukuri, bahkan hukumnya wajib karena tidak kurang 12 ayat Tuhan mewajibkan agar manusia tidak membuat kerusakan alam, kerusakan lingkungan hidup, menjaga ekosistem, dsb.

Nah selamat bersyukur... semoga Allah SWT selalu memberi hidyahnya...

Wassalam..